
Qatar mengatakan negara-negara Arab akan memulai dialog terbuka untuk mencegah ancaman perang saudara yang kembali terjadi di Suriah. Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari.
Ansari mengatakan para pemimpin Arab yang bertemu akhir pekan ini di Doha “bersyukur atas pertempuran yang sangat terbatas” yang mendahului penggulingan Bashar al-Assad.
“Hal itu memudahkan para aktor internasional untuk masuk dan mulai terlibat sebelum pertempuran apapun meletus di antara para pihak di lapangan,” katanya, seperti dikutip The Guardian, Senin (9/12/2024).
Qatar sendiri tidak bergabung dengan negara Arab lainnya dalam mengakui Assad dan menjadi tuan rumah bagi kelompok oposisi Suriah di Doha. Qatar mungkin memainkan peran kunci dalam memediasi berbagai isu seperti masa depan pangkalan Rusia dan hubungan antara Kurdi Suriah dan Turki.
Selain Qatar, Turki kemungkinan juga akan memiliki peran kunci dalam berbagai aspek masa depan Suriah. Sebagai informasi, kedua negara tersebut merupakan pendukung oposisi Suriah dalam perang saudara yang dimulai pada tahun 2011.
“Tidak ada satu kelompok pun, tidak ada satu partai pun atau sekte pun yang boleh merasa tidak aman atau dikucilkan di masa depan Suriah,” kata Menteri luar negeri Turki, Hakan Fidan, meminta masyarakat internasional untuk mendukung warga Suriah dan mengatakan pemerintahan baru harus dibentuk dengan tertib.
“Prinsip inklusivitas tidak boleh dikompromikan,” katanya. “Sudah saatnya untuk bersatu dan membangun kembali negara ini.”
Turki, yang menampung lebih dari 2 juta pengungsi Suriah, telah muncul sebagai penerima manfaat eksternal terbesar dari jatuhnya Assad, meskipun ada kekhawatiran tentang potensi destabilisasi dari pertempuran antara pasukan yang didukung Turki dan Kurdi Suriah yang didukung Amerika Serikat.
Rusia, yang memiliki pangkalan militer dan angkatan laut di Suriah, telah menerima pukulan telak, seperti halnya Iran, yang beroperasi di Suriah selama 14 tahun sebagai penegak militer dan dukungan ideologis Assad.
Para diplomat Arab sendiri ingin menghindari kesalahan yang dibuat di Irak pada tahun 2003, ketika banyak pejabat senior dalam birokrasi Irak diberhentikan, sehingga tidak ada pemerintahan sementara. Keputusan pasukan oposisi untuk membiarkan perdana menteri Suriah, Mohammad Ghazi al-Jalali, tetap menjabat dianggap penting bagi stabilitas.
Mengakui bahwa krisis tersebut dapat mengingatkan kita pada revolusi musim semi Arab yang gagal di negara-negara seperti Libya, Ansari mengatakan: “Ada kecenderungan di wilayah tersebut bahwa berita baik berubah menjadi berita buruk. Kami ingin melihat transisi ke negara yang layak yang mewujudkan pengorbanan rakyat Suriah. Kami juga tahu secara realistis bahwa ada banyak tantangan. Ada banyak militan di lapangan dan ada kemungkinan Suriah menjadi negara yang gagal.”
“Tidak seorang pun dapat mengklaim saat ini untuk mengetahui siapa yang memiliki keunggulan militer. Kami tidak tahu keadaan tentara nasional Suriah,” pungkasnya.
leather bags
plastic surgery in turkey
Transform Your Look with Cosmetic Surgery in Istanbul
Looking for a discreet, professional, and affordable way to enhance your appearance? Cosmetic surgery in Istanbul has become a top choice for thousands of people worldwide — and for good reason.
From minimally invasive treatments to full surgical makeovers, Istanbul offers everything you need to feel confident again. Vivid Clinic stands out as one of the premier destinations for cosmetic surgery in Istanbul, offering personalized treatment plans and world-class aftercare in a luxury setting.
Whether you’re dreaming of a refined nose, lifted eyes, or a youthful glow, our expert surgeons at Vivid Clinic work closely with each patient to deliver safe, natural-looking results — all while you recover in the vibrant beauty of Istanbul.
decomania
Voici un spin-tax de haute qualité pour votre texte en français, respectant toutes vos consignes :
Alors que Decomania explore les nouveautés des secteurs financiers et technologiques, une interrogation émerge : Quantum AI 2025 représente-t-il une véritable innovation ou seulement un projet ambitieux ?
Fonctionnement et Perspectives : Quel est le Principe de Cette Plateforme ?
Quantum AI 2025 se définit comme un système de trading algorithmique combinant smart tech et calcul quantique. D’après ses concepteurs, cette technologie permettrait :
Une analyse avancée des marchés financiers (actifs numériques, actions, Forex).
Une gestion automatisée des expositions pour optimiser les performances.
Une prise en main aisée, pensé pour les traders de différents niveaux.
Toutefois, aucune étude indépendante ne confirme publiquement ces affirmations, et les témoignages demeurent mitigés.
Éléments à Examiner D’après Decomania
Notre étude révèle plusieurs éléments à évaluer avant de s’engager :
Plusieurs URLs géolocalisées (opulence-mirage.com) – Une méthode habituelle, mais qui peut compliquer le contrôle.
Transparence limitée – Des données techniques insuffisantes figurent sur les modèles employés.
Expériences variées – Plusieurs investisseurs indiquent des rendements intéressants, tandis qu’ certains signalent des problèmes opérationnels.
Conseils pour les Investisseurs
Choisir en priorité les solutions agréées (etc.) pour une meilleure protection.
Tester en version démonstration avant chaque investissement.
Mettre en parallèle avec d’autres solutions (comme les systèmes offerts par eToro).
Synthèse : Une Solution à Surveiller avec Réserve
Quantum AI 2025 propose une méthode novatrice, mais ses résultats tangibles demandent toujours des preuves concrètes. Dans l’attente de davantage d’informations, une méthode mesurée est préconisée.