Tiba-Tiba Bahlil Bicara Soal Anjloknya Produksi Minyak RI

Foto: Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia dalam program CNBC Indonesia Economic Update 2024. (CNBC Indonesia TV)

Menteri Investasi atau Kepala Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia tiba-tiba bicara terkait produksi minyak dan gas bumi siap jual (lifting) Indonesia yang terus mengalami kemerosotan.

Bahlil mengatakan, bahwa Indonesia sempat mengalami masa keemasan, di mana masuk ke dalam negara-negara pengekspor migas yakni Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) Tahun 1996-1997.

Di mana, lifting minya Indonesia pada saat itu bisa menembus 1,6 juta barel per hari (bph). “40 sampai 50% pendapatan negara itu dari minyak,” ungkap Bahlil kepada CNBC Indonesia dalam Program Economic Update 2024, Kamis (1/8/2024).

Saat ini, kata Bahli, lifting minyak Indonesia merosot tajam dan hanya tersisa 600 ribu bph. “Konsumsi kita 1,6 juta. Jadi kita impor 900-1 juta bph.

Sangat disayangkan memang, kata Bahlil, di mana keemasan produksi minyak, Indonesia belum membangun kilang-klilang minyak yang memadai.

Bahkan storage penyimpanan minyak di Indonesia, kapasitasnya hanya 21 hari. “Jadi kalau Indonesia ini perang, kita nggak dapat minyak 21 hari, udah rusak ini kita. Ketahanan energi kita nggak ada,” tegas Bahlil.

Menurut Bahlil, apabila Indonesia mengikuti standar dunia, maka cadangan ideal BBM nasional adalah 90 hari. Sementara apabila berkaca dari sejumlah negara di Asia Tenggara seperti Singapura misalnya yang memiliki cadangan BBM nasionalnya mencapai 60 hari.

“Jadi di Asia Tenggara kita ini paling kecil. Dengan penduduk, di-compiling penduduk ini ya. Maka tidak ada cara lain, seluruh sumber daya alam kita yang berpotensi untuk kita melakukan hilirisasi harus kita lakukan,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*