Takdir Nuklir Iran Bakal Dibahas Bersama AS di ‘Kota Abadi’ Eropa

An Iranian woman walks past an anti-Israel banner with a picture of Iranian missiles on a street in Tehran, Iran April 19, 2024. Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY.   ATTENTION EDITORS - THIS PICTURE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY.

Perundingan antara Amerika Serikat dan Iran terkait program nuklir Teheran yang berkembang pesat tampaknya akan segera pindah dari Timur Tengah ke Eropa. Pemerintah Italia, melalui Menteri Luar Negeri Antonio Tajani, secara resmi mengumumkan bahwa Roma telah diberi lampu hijau untuk menjadi tuan rumah putaran berikutnya dari negosiasi penting tersebut.

“Saya bisa mengonfirmasi bahwa Italia siap menjadi tuan rumah,” ujar Tajani dalam kunjungannya di Jepang pada Senin (14/4/2025), dikutip dari Euronews.

Pernyataan ini memperkuat spekulasi yang telah beredar luas selama akhir pekan mengenai perubahan lokasi pertemuan setelah putaran pertama berlangsung di Muscat, Oman, pada Sabtu lalu.

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmail Baghaei, dalam konferensi pers di Teheran juga mengisyaratkan perubahan lokasi.

“Putaran berikutnya kemungkinan akan berlangsung di tempat lain selain Oman,” ujarnya.

Namun, Baghaei menambahkan bahwa lokasi sebenarnya bukanlah hal yang utama. “Itu bukan masalah penting,” katanya dengan nada diplomatis.

Meskipun baik pejabat Iran maupun AS belum mengonfirmasi secara resmi lokasi baru perundingan, Menteri Luar Negeri Belanda Caspar Veldkamp menyebutkan bahwa pembicaraan akan digelar di Roma, kemungkinan pada Sabtu, 19 April mendatang. Veldkamp menyampaikan informasi tersebut dalam sebuah pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa di Luksemburg.

Meskipun lokasi perundingan berpindah ke Eropa, Oman yang telah menjadi tuan rumah pertemuan awal diyakini akan tetap memainkan peran penting sebagai mediator netral antara kedua negara yang telah bersitegang selama hampir setengah abad.

Oman memiliki rekam jejak panjang dalam memfasilitasi dialog sensitif, termasuk perundingan yang menghasilkan kesepakatan nuklir 2015.

Respons Trump

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyambut baik pertemuan pertama yang digelar di Muscat, menyebutnya sebagai langkah awal yang “positif” dan “konstruktif.” Ia juga menegaskan bahwa keputusan final mengenai Iran akan diambil “dalam waktu dekat.”

Namun, Trump tetap memperingatkan bahwa kegagalan mencapai kesepakatan bisa mendorong AS untuk mengambil tindakan militer terhadap fasilitas nuklir Iran. Ancaman ini datang di tengah laporan bahwa cadangan uranium Iran kini telah diperkaya hingga tingkat yang mendekati level untuk senjata nuklir.

Di sisi lain, Iran secara terbuka menyatakan tidak akan mengorbankan haknya untuk memperkaya uranium hingga minimal 20%, dan menginginkan jaminan tegas terhadap setiap komitmen yang dicapai dalam negosiasi.

“Harus ada jaminan yang jelas dalam pemenuhan komitmen,” ujar Esmail Baghaei.

“Isu jaminan ini sangat penting, mengingat sejarah pelanggaran kesepakatan di masa lalu. Insya Allah, tim perunding akan melanjutkan tugasnya dengan mempertimbangkan semua faktor dan poin penting ini.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*