Tahun baru 2025 dimulai dengan bencana. Kebakaran besar melanda wilayah California, menewaskan setidaknya 24 orang dan menghancurkan ratusan rumah di Los Angeles. Api yang menyebar cepat ini diperburuk oleh kehadiran angin Santa Ana, fenomena cuaca musim dingin yang mematikan.
Meski dikenal sebagai musim yang lebih dingin, angin di musim dingin justru menjadi salah satu faktor utama yang memperburuk intensitas kebakaran hutan.
Santa Ana adalah angin kering dan panas yang bertiup dari pegunungan menuju pesisir. Proses ini mempercepat pengeringan vegetasi, menciptakan kondisi sempurna bagi api untuk berkobar. Menurut Forbes, pada Januari ini, Santa Ana mencatatkan kecepatan hingga 100 km/jam, mendorong api meluas ke lebih dari 5.000 hektar dalam hitungan hari.
Namun, ini bukan sekadar soal angin. Kekeringan parah akibat perubahan iklim telah memperburuk situasi. California mengalami musim kering terpanjang dalam 150 tahun terakhir, dengan curah hujan jauh di bawah rata-rata sejak Juli 2024. Vegetasi yang biasanya basah di musim dingin kini menjadi “bahan bakar alami” bagi kebakaran hutan.
Fenomena jet stream yang berubah akibat pemanasan Arktik menjadi kunci. Jet stream yang lebih bergelombang (meandering) menciptakan tekanan rendah di sekitar pegunungan Sierra Nevada, menarik udara dingin ke wilayah selatan. Saat udara ini turun, ia memanas secara adiabatik, menghasilkan angin kencang dan kering yang berkontribusi besar pada kebakaran.
Selain itu, pola La Niña memperburuk dampaknya. Dengan La Niña yang aktif, hujan musim dingin di California berkurang drastis, membuat musim kering dan angin Santa Ana lebih intens dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Kebakaran hutan di California kini tidak lagi terbatas pada musim panas. Penelitian menunjukkan bahwa perubahan iklim memperpanjang musim kebakaran hingga sepanjang tahun. Jumlah hari dengan kondisi “cuaca kebakaran” telah meningkat dua kali lipat sejak 1970-an, sementara luas lahan yang terbakar setiap tahunnya meningkat lima kali lipat dalam 50 tahun terakhir.
Sebagai contoh, tahun 2024 tercatat sebagai tahun terpanas dalam sejarah global. Pemanasan ekstrem ini, ditambah kurangnya curah hujan, menjadikan vegetasi kering seperti bubuk mesiu siap ledak ketika bertemu dengan angin Santa Ana.
Mitigasi adalah kunci, tetapi tantangan tetap besar. Program prescribed burning pembakaran terkendali untuk mengurangi bahan bakar alami hutan hanya dapat dilakukan pada musim basah. Namun, dengan perubahan iklim, hari-hari aman untuk tindakan ini berkurang hingga 25% dalam tiga dekade terakhir.
Meski upaya pengelolaan seperti itu terus dilakukan, para ahli menegaskan bahwa langkah mitigasi global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca adalah solusi jangka panjang yang tak terhindarkan.