Kebutuhan Fisioterapis Melonjak, Setahun Butuh 2,2 Juta Orang

Kongres AWP

Fisioterapi merupakan profesi kesehatan yang berperan penting dalam menjaga dan memulihkan kemampuan gerak manusia. Seiring dengan semakin kompleksnya tantangan kesehatan global, fisioterapi terus beradaptasi dan berkembang.

Di Indonesia, profesi ini telah menjadi bagian dari layanan kesehatan dasar, berperan aktif di Puskesmas, dan berkontribusi dalam menjaga kesehatan masyarakat. Dengan perkembangan teknologi medis dan kolaborasi internasional, fisioterapi Indonesia kini berpeluang untuk terus maju dan diakui di kancah global.

President of World Physiotherapy, Michel Landry memprediksi kebutuhan fisioterapis akan mencapai 2,2 juta per tahun. Ia juga mengungkapkan bahwa setiap tahun ada sekitar 10 juta lulusan sarjana fisioterapi. Mereka harus melanjutkan pendidikan ke spesialisasi.

“Untuk membangun fisioterapi, harus dimulai dari mengembangkan pendidikan,” kata Landry, Senin (30/9/2024).

Kongres Asian Western Pacific (AWP) 2024 di Denpasar, Bali, menjadi momentum penting bagi fisioterapi Indonesia. Acara ini bertujuan memperkuat kolaborasi dan meningkatkan kompetensi dalam menghadapi tantangan kesehatan global.

Ketua Umum PP IFI, Parmono Dwi Putro, menegaskan bahwa kongres ini adalah wujud nyata peran fisioterapi Indonesia dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Ia juga menekankan bahwa fisioterapi di Indonesia adalah bagian dari profesi kesehatan dunia yang terus berkembang dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Parmono juga menegaskan bahwa kongres ini sangat relevan untuk memperkenalkan fisioterapi Indonesia di mata dunia. “Inilah Fisioterapi Indonesia ke kancah internasional, kita adalah tenaga kesehatan yang sama, tenaga dengan seluruh tenaga kesehatan dunia, saatnya kita kolaborasi,” kata Parmono Dwi Putro menegaskan.

Ia menambahkan bahwa fisioterapis di Indonesia harus terus memperjuangkan kualitas dan kompetensi mereka untuk semakin maju di kancah internasional. Menurutnya, fisioterapi Indonesia memiliki prospek yang cerah, terutama karena profesi ini telah menjadi bagian dari pelayanan kesehatan tingkat pertama di Puskesmas, yang sejalan dengan program promotif dan preventif dari Kementerian Kesehatan RI.

Parmono optimis bahwa kolaborasi dengan Asian Western Pacific (AWP) akan semakin memajukan fisioterapi di Indonesia. “Alhamdulillah. Fisioterapi sudah masuk di first contact. Saat ini fisioterapi dipercaya untuk bisa menangani first kontak di Puskesmas,” ungkapnya.

Selain itu, Muhammad Irfan, Sekretaris Jenderal IFI, mengatakan, dengan penggunaan teknologi yang lebih maju, durasi pemulihan pasien bisa lebih cepat dibandingkan metode konvensional. Hal ini tentunya sangat menguntungkan, terutama dalam konteks efisiensi biaya dan hasil rehabilitasi yang lebih baik,” kata Irfan.

Kongres ini diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi fisioterapis di Indonesia, baik dari segi kompetensi maupun implementasi teknologi baru. Dengan pengakuan internasional yang semakin meningkat, fisioterapi Indonesia siap berkontribusi lebih besar dalam dunia kesehatan melalui praktik yang berkelanjutan dan inovatif.

https://pafisibolga.info/
https://pafipadangsidimpuan.info/
https://pafiprabumulih.info/
https://pafilubuklinggau.info/
https://heylink.me/cucu-zeus-gacor/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*