IHSG Ambles 1% Lebih, Saham Ini Biang Keladinya

Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau ambles lebih dari 1% pada akhir perdagangan sesi I Senin (28/10/2024), di tengah kembali memburuknya kembali sentimen global karena memanasnya kembali ketegangan di Timur Tengah.

Hingga pukul 12:00 WIB, IHSG ambles 1,1% ke posisi 7.610,19. IHSG pun terkoreksi kembali ke level psikologis 7.600, setelah pada awal sesi I hari ini sempat menyentuh sedikit level psikologis 7.700.

Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 5,3 triliun dengan melibatkan 13 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 762.213 kali. Sebanyak 187 saham menguat, 385 saham melemah, dan 216 saham cenderung stagnan.

Secara sektoral, sektor infrastruktur, keuangan, dan teknologi menjadi penekan terbesar IHSG di sesi I hari ini yakni masing-masing mencapai 1,35%, 1,24%, dan 1,07%.

Sementara dari sisi saham, dua emiten bank raksasa yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) serta emiten energi baru terbarukan (EBT) konglomerasi Prajogo PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menjadi penekan IHSG masing-masing 20, 18, dan 5,8 indeks poin.

Berikut saham-saham penekan IHSG pada sesi I hari ini.

IHSG cenderung terbebani oleh kabar dari memanasnya konflik di Timur Tengah, setelah Israel menyerang ibukota Iran, Teheran pada Sabtu pagi lalu.

Israel melancarkan serangkaian serangan udara terhadap Iran, terutama ke ibukota Teheran. Warga yang tinggal di Teheran melaporkan mendengar beberapa ledakan di dalam dan sekitar ibu kota Iran.

Serangan tersebut memicu kekhawatiran masyarkat global akan terjadi perang yang lebih luas di Timur Tengah karena serangan Israel terhadap Hamas di Gaza telah memasuki tahun kedua. Di sisi lain, Israel juga tengah berperang melawan Hizbullah di Lebanon selatan.

Menanggapi hal ini, Arab Saudi pun telah buka suara untuk menahan diri secara maksimal dan meminta masyarakat internasional agar mengambil tindakan guna meredakan ketegangan dan mengakhiri konflik di kawasan tersebut.

Kembali meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah ini tentunya akan memberikan kekhawatiran bagi para pelaku pasar termasuk investor untuk berinvestasi di suatu negara.

Bukan tidak mungkin para pelaku pasar akan melakukan aksi profit taking terlebih dahulu hingga berujung keep cash atau mungkin menempatkan dananya ke instrumen investasi dengan tingkat keamanan yang lebih tinggi dari sebelumnya.

Ketegangan geopolitik di Timur Tengah berperan kepada lonjakan harga minyak mentah dunia pada minggu lalu. Dilansir dari Refinitiv, harga minyak dunia secara mingguan (WTI) mengalami lonjakan sebesar 3,69% dan Brent melesat 4,09%.

Dari dalam negeri, Bursa Efek Indonesia (BEI) akan melakukan evaluasi mayor dan minor atau rebalancing untuk delapan indeks, diantaranya IDX30, LQ45, IDX80, KOMPAS100, PEFINDO25, BISNIS-27, MNC36, dan SMinfra18. Adapun rebalancing ini akan berlaku untuk periode 1 November 2024-31 Januari 2025.

Pada dua indeks yang juga dikenal sebagai indeksi bluechips yakni IDX30 dan LQ45 terjadi evaluasi yang cukup fantastis. Pengumuman rebalancing dua indeks bluechips ini berpotensi mempengaruhi pergerakan IHSG terutama di akhir perdagangan hari ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*