Harga Emas Pecah Rekor, Saham ANTM – MDKA Mulai Bangkit!

Emas batangan. (AP Photo)
Foto: Emas batangan. (AP Photo)

Harga emas global (XAU) terus mencetak rekor. Hal ini bisa memberikan gairah bagi pergerakan harga saham emiten yang bergerak di bidang logam mulia tersebut.

Melansir Refinitiv, harga emas global (XAU) di pasar spot pada perdagangan Selasa kemarin (24/09/2024) berakhir di US$ 2.656,69 per troy ons, naik 1,08% dalam sehari.

Beralih pada hari ini, Rabu (25/9/2024), harga emas masih terpantau menguat 0,13% sejak pembukaan hingga pukul 12.00 WIB ke posisii US$ 2.659 per troy ons.

Dalam sepekan harga emas sudah meroket 3,8% dan mempertahankan posisi-nya di level All Time High (ATH).

Kenaikan harga emas ini dipicu oleh berbagai faktor makroekonomi global, salah satunya adalah keputusan Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat yang memulai siklus pemangkasan suku bunga besar-besaran.

Pada pekan lalu, The Fed memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin (bps), sebagai bagian dari strategi untuk mendukung perekonomian yang melemah.

Proyeksi lebih lanjut menunjukkan bahwa The Fed berencana untuk terus memotong suku bunga sebesar 50 bps lagi hingga akhir 2024, 100 bps pada 2025, dan tambahan 50 bps pada 2026. Kebijakan ini memberikan dorongan kuat pada harga aset safe haven seperti emas.

Selain itu, ketidakpastian geopolitik yang berkepanjangan, terutama konflik di Timur Tengah seperti Gaza, serta ketegangan di Ukraina, semakin memperkuat permintaan emas sebagai aset perlindungan (safe haven).

Sepanjang tahun ini emas sudah naik lebih dari 28%. Apresiasi ini menjadi yang paling pesat sejak 2010 menunjukkan minat investor yang tinggi terhadap emas di tengah ketidakpastian global .

Di Indonesia, beberapa emiten tambang emas yang berpotensi diuntungkan dari kenaikan harga emas ini antara lain PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), dan PT United Tractors Tbk (UNTR).

Kinerja saham emiten tambang emas biasanya sangat dipengaruhi oleh seberapa besar kontribusi segmen emas terhadap total pendapatan mereka.

Berdasarkan laporan keuangan Semester I/2024, ARCI mencatat 100% pendapatannya berasal dari segmen emas, yang seluruhnya dihasilkan dari tambang emas Toka Tindung di Sulawesi Utara.

BRMS berada di urutan kedua dengan porsi pendapatan dari emas mencapai 98,01%, yang diperoleh dari tiga anak usahanya, termasuk PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA). ANTM mencatat porsi pendapatan emas sebesar 81,69%, namun berbeda dengan ARCI dan BRMS, ANTM lebih banyak mendapatkan pendapatan dari perdagangan emas daripada tambang.

Menariknya, meskipun harga saham sudah naik terus dan berkali-kali pecah rekor. Dari awal tahun, harga saham emas masih belum banyak gerak. Baru dalam beberapa hari terakhir ini, mulai terlihat mulai bangkit.

Saham ARCI, yang memperoleh seluruh pendapatannya dari emas, justru turun 27,94% sejak awal tahun. Meski demikian, saham ini mulai menunjukkan penguatan dengan kenaikan sebesar 2,8% dalam sepekan terakhir.

Pada hari ini saham ARCI juga terpantau bangkit, dengan penguatan sekitar 3% ke posisi Rp294 per lembar.

Saham ANTM dan MDKA juga masih berada di zona merah dengan penurunan masing-masing sebesar 16,72% dan 10,37% year-to-date (YTD). Namun, dalam sepekan terakhir, saham ANTM berhasil menguat 4,40% dan MDKA naik 6,14%.

Pada perdagangan hari ini, Rabu (25/9/2024). saham MDKA terpantau atraktif, naik nyaris 4% ke posisi Rp2.430 per lembar. Sementara ANTM naik 1% ke posisi Rp1.425 per lembar.

Sementara itu, BRMS tercatat yang mengalami gerak paling signifikan sejak awal tahun, dengan penguatan 13,53%. Kemudian UNTR, yang memiliki porsi pendapatan dari emas paling kecil (5,93%), mencatat kinerja harga saham terbaik dengan kenaikan 18,56% YTD.

kas138

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*