Donald Trump berhasil mengalahkan Wakil Presiden Kamala Harris dan kembali ke Gedung Putih, momen ini menjadi sejarah bagi demokrasi Amerika Serikat (AS).
Kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden akan berdampak besar pada kebijakan perdagangan AS, perubahan iklim, perang di Ukraina, kendaraan listrik, pajak warga Amerika, dan imigrasi ilegal.
Beberapa kebijakan Trump pun dapat berdampak terhadap negara yang menjadi mitra dagang terbesar AS yakni China, Arab dan Israel.
Diketahui, Trump telah melontarkan gagasan tarif 10% atau lebih untuk semua barang yang diimpor ke AS, sebuah langkah yang menurutnya akan menghilangkan defisit perdagangan. Namun, para kritikus mengatakan hal itu akan menyebabkan harga yang lebih tinggi bagi konsumen Amerika dan ketidakstabilan ekonomi global.
Ia juga mengatakan bahwa ia harus memiliki kewenangan untuk menetapkan tarif yang lebih tinggi pada negara-negara yang telah mengenakan tarif pada impor AS. Ia mengancam akan mengenakan tarif 200% pada beberapa mobil impor, dengan mengatakan bahwa ia bertekad khususnya untuk mencegah mobil dari Meksiko masuk ke negara tersebut.
Namun, ia juga menyarankan bahwa sekutu seperti Uni Eropa dapat mengenakan bea yang lebih tinggi pada barang-barang mereka. Trump secara khusus menargetkan China. Ia mengusulkan penghentian impor barang-barang dari China seperti elektronik, baja, dan farmasi selama empat tahun. Ia berupaya melarang perusahaan-perusahaan China memiliki real estat dan infrastruktur AS di sektor energi dan teknologi.
Trump mengatakan “tarif” adalah kata favoritnya dan memandangnya sebagai generator pendapatan yang akan membantu mengisi kas pemerintah.