Rupiah terdepresiasi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bersamaan dengan indeks dolar AS dan imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun yang kembali melesat tinggi.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka melemah 0,13% di angka Rp15.635/US$ pada hari ini, Kamis (24/10/2024). Sementara selang empat menit setelah perdagangan dibuka, rupiah kembali tersungkur ke angka Rp15.640.
Sementara DXY pada pukul 08:57 WIB turun tipis 0,03% di angka 104,4. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan posisi kemarin (23/10/2024) yang berada di angka 104,43.
Rupiah tampak masih akan tertekan hari ini bersamaan dengan melonjaknya DXY dan imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun.
Indeks dolar AS terbang ke 104,43 pada perdagangan Rabu kemarin. Indeks terbang ke level tertinggi sejak akhir Juli 2024 atau hampir empat bulan terakhir. Sementara itu, imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun juga melesat ke 4,24% atau tertinggi sejak 25 Juli 2024.
Lonjakan indeks dolar dan imbal hasil US Treasury ini bisa berdampak negatif ke rupiah. Tingginya imbal hasil US Treasury bisa menarik kembali dana asing yang ada di Indonesia kembali ke pasar AS. Kenaikan indeks dolar AS juga mencerminkan jika dolar AS tengah diburu sehingga mata uang lain melemah.
Lebih lanjut, pelaku pasar juga sedang menunggu data dari negeri Paman Sam. Pada Kamis (24/10/2024) malam hari, terdapat data klaim pengangguran awal hingga berkelanjutan.
Pada minggu yang berakhir pada tanggal 12 Oktober, angka awal untuk klaim pengangguran awal yang disesuaikan secara musiman adalah 241.000, turun 19.000 dari level minggu sebelumnya yang direvisi.
Tingkat pengangguran tertanggung yang disesuaikan secara musiman adalah 1,2 persen untuk minggu yang berakhir pada tanggal 5 Oktober, tidak berubah dari tingkat minggu sebelumnya yang tidak direvisi. Angka awal untuk pengangguran tertanggung yang disesuaikan secara musiman selama minggu yang berakhir pada tanggal 5 Oktober adalah 1.867.000, naik 9.000 dari level minggu sebelumnya yang direvisi.
Hal ini akan memengaruhi keputusan bank sentral AS (The Fed) dalam mengambil keputusan untuk menahan atau kembali memangkas suku bunganya pada rapat November 2024 nanti.