Di Kota Ini, Durasi Puasa Bisa Cuma 1 Jam ! Subuh Langsung Maghrib

A gull looks through a hotel's window hoping to get food in Russian Arctic city of Murmansk, Russia, Friday, May 14, 2021. (AP Photo/Alexander Zemlianichenko)
Foto: AP/Alexander Zemlianichenko

Pada  Ramadan, durasi puasa bagi umat Muslim di seluruh dunia bervariasi tergantung pada lokasi geografis dan fenomena alam setempat. Negara-negara di belahan bumi utara cenderung mengalami durasi puasa yang lebih lama dibandingkan dengan negara-negara di belahan bumi selatan. Fenomena seperti “matahari tengah malam” di wilayah dekat Lingkaran Arktik menyebabkan siang hari lebih panjang, sehingga durasi puasa menjadi lebih lama.

Sebaliknya, negara-negara di belahan bumi selatan, seperti Brasil, Zimbabwe, dan Pakistan, memiliki durasi puasa yang lebih pendek, sekitar 12-13 jam. Di Cape Town, Afrika Selatan, durasi puasa bahkan lebih pendek, yakni sekitar 11-12 jam per hari.

Fenomena Puasa Singkat di Murmansk

Murmansk terletak dekat dengan Kutub Utara dan mengalami fenomena malam kutub (polar night) saat musim dingin, di mana matahari tidak terbit selama sebulan penuh. Sebaliknya, saat musim panas, matahari hampir tidak tenggelam.

Kondisi ekstrem ini mempengaruhi jadwal ibadah, termasuk waktu puasa. Pada bulan Desember, selisih antara waktu salat Zuhur dan Asar hanya sekitar 10 menit, dan satu menit setelah Asar, waktu Magrib tiba. Akibatnya, umat Muslim di Murmansk hanya berpuasa sekitar satu jam.

Seorang pemandu wisata asal Indonesia, Lalu Satria Malaca, pernah mengalami dan membagikan pengalamannya berpuasa selama satu jam di Murmansk melalui akun Instagramnya. Ia menunjukkan bagaimana waktu salat Subuh, Magrib, dan Isya berlangsung dalam rentang waktu yang sangat singkat.

Sedangkan untuk kewajiban ibadah puasa tahun ini, umat Muslim di Murnmansk mengikuti waktu puasa selama 12-13 jam , sebagai bayangan berikut merupakan jadwal waktu salat di Mursmansk untuk hari ini

Selain itu, Antartika, sebagai benua yang tidak memiliki penduduk tetap, memiliki kondisi siang dan malam yang ekstrem.

Selama musim panas, matahari dapat bersinar selama 24 jam, sementara pada musim dingin, matahari tidak terbit sama sekali. Bagi para Muslim yang berada di Antartika selama Ramadan, durasi puasa dapat disesuaikan dengan mengikuti waktu negara asal atau negara terdekat yang memiliki durasi siang dan malam yang seimbang.

Durasi puasa dihitung dari terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari, sehingga panjang siang dan malam di suatu wilayah mempengaruhi lama waktu puasa.

Pergantian waktu ini dipengaruhi oleh gerakan bumi, yakni rotasi dan revolusi. Negara-negara yang berada di sekitar garis khatulistiwa, seperti Indonesia, memiliki durasi puasa yang relatif stabil, berkisar antara 12 hingga 14 jam. Sementara itu, negara yang berada di wilayah ekstrem, seperti Islandia atau Norwegia, bisa mengalami puasa hingga 20 jam atau bahkan lebih.

Meskipun durasi puasa berbeda-beda, ibadah ini tetap memiliki manfaat yang besar, baik dari segi spiritual maupun kesehatan. 

Slot88

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*