Kementerian Hukum dan HAM baru-baru ini meluncurkan desain baru untuk paspor Indonesia. Perubahan yang paling signifikan adalah perubahan warna sampul paspor dari hijau menjadi merah.
Apa sebenarnya benefit yang bisa didapat warga Indonesia dengan paspor merah tersebut?
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf RI), Sandiaga Uno optimis warna desain paspor baru Indonesia yang diluncurkan Direktorat Jenderal Imigrasi mampu membuat kekuatan dokumen perjalanan tersebut meningkat. Sandiaga mengungkapkan bahwa salah satu faktor yang memengaruhi kekuatan paspor dari suatu negara sekaligus pertimbangan negara lain dalam membebaskan visa bagi warga asing adalah reputasi, termasuk dalam hal ekonomi, politik, keamanan, hingga destinasi.
Ia menyebut bahwa seiring berjalannya waktu, reputasi Indonesia jika dibandingkan dengan negara-negara lain semakin membaik, terutama pasca reformasi.
“Visa dari negara lain dan kekuatan paspor itu diukur dari reputasi sebuah negara. Nah, ini, kan Indonesia reputasinya sudah dalam 20 tahun terakhir pasca reformasi kita stabilitas ekonomi, stabilitas politik, stabilitas keamanan, dan kita juga destinasi wisata yang unggulan,” kata Sandi usai temu media “The Weekly Brief with Sandi Uno”, dikutip Rabu (21/8/2024).
“Ini yang memperkuat posisi Indonesia yang secara korelatif juga akan memperkuat indeks paspor kita,” sambungnya.
Berkaitan dengan desain baru, Sandi optimis warna merah yang mendominasi dokumen krusial untuk perjalanan ke luar negeri itu dapat membawa semangat baru bagi Indonesia sehingga dapat meningkatkan indeks paspor di dunia.
“Mudah-mudahan dengan posisi Indonesia sebagai negara ekonomi nomor 16 terbesar di dunia, capaian-capaian kita yang sangat membanggakan, prestasi Indonesia yang terus meningkat, pertumbuhan dari beberapa matriks termasuk juga level tourism development index ini akan semakin memperkuat,” ujar Sandi.
“Ini akan semakin memperkuat, sehingga paspor kita indeksnya juga bisa meningkat dan dengan warna yang baru ini ada semangat baru,” lanjutnya.
Sementara itu, Sandi mengaku tak khawatir atas ancaman destinasi wisata lokal berpotensi ditinggalkan jika banyak negara memberikan bebas visa ke warga Indonesia. Justru, ia optimistis destinasi dalam negeri bakal semakin diminati.
“Jadi ini yang selalu menjadi perdebatan ya. Saya melihat bahwa destinasi kita ini akan semakin banyak diminati,” kata Sandi
“Jika kita terus mempromosi, berpromosi, dan menyebar informasi namun yang kita tarik ini adalah bukan banyak-banyakan kuantitas tapi semakin tinggi kualitasnya. Jadi visa ini tentunya akan menarik wisatawan,” imbuhnya.
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Imigrasi resmi meluncurkan desain paspor baru Indonesia, yakni berwarna merah dengan desain wastra. Paspor baru tersebut diluncurkan saat HUT RI ke-79, Sabtu (17/8/2024) dan mulai berlaku pada 2025 mendatang.
Saat peluncuran tersebut, warganet mengaku bahwa desain yang diluncurkan tampak lebih elegan dan minimalis. Namun, warganet turut berharap paspor Indonesia dapat lebih menguat sehingga memudahkan perjalanan ke luar negeri.
“Percuma desain paspor baru kalau enggak kuat pak,” tulis salah satu warganet.
“Perkuat paspor, dong. Capek ngurus visa terus,” imbuh warganet lainnya.
Peringkat Kekuatan Paspor Indonesia di Dunia
Sebagai informasi, menurut laporan Henley Passport Index, paspor Indonesia ada di peringkat ke-65 sebagai paspor terkuat di dunia dengan total destinasi yang bisa dikunjungi WNI tanpa visa sebanyak 76 tujuan.
Jauh di atas Indonesia, paspor Timor Leste bertengger di posisi ke-50 alias enam peringkat lebih unggul daripada paspor hijau RI. Berbeda dengan Indonesia, para pemegang paspor Timor Leste bisa mengunjungi 97 destinasi tanpa menggunakan visa.
Tak heran jika perbedaan peringkat ini menjadi sorotan bagi sebagian orang. Sebab, dahulu Timor Leste adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan nama Provinsi Timor Timur. Namun, Timor Timor melepaskan diri dari Indonesia pada 20 Mei 2002 dan mengganti nama menjadi Timor Leste. Kini, paspor mereka justru “lebih sakti” jika dibandingkan dengan Indonesia.