Apa itu Uang Pertanggungan di Asuransi Jiwa?

ilustrasi asuransi
Foto: Getty Images/Wipada Wipawin

Asuransi jiwa memiliki peran penting dalam melindungi keluarga atau orang-orang yang kita cintai dari risiko hilangnya pendapatan keluarga ketika sang pencari nafkah tidak lagi mampu memenuhi tanggung jawabnya, baik karena cacat total permanen atau meninggal dunia.

Dengan demikian, uang pertanggungan atau santunan dari asuransi jiwa menjadi salah satu faktor utama yang perlu diperhitungkan dengan cermat sebelum Anda memutuskan untuk membelinya.

Jumlah uang pertanggungan yang dipilih sebaiknya cukup untuk memberikan manfaat jangka panjang bagi keluarga yang ditinggalkan. Namun, berapa sebenarnya uang pertanggungan yang ideal untuk kita? Bagaimana cara menghitungnya? Berikut ini penjelasannya.

Memahami definisi uang pertanggungan?

Uang Pertanggungan (UP) adalah sejumlah dana yang akan dibayarkan oleh perusahaan asuransi ketika nasabah atau pemegang polis mengalami cacat total permanen atau meninggal dunia. Penerima manfaat yang telah ditunjuk oleh pemegang polis adalah pihak yang berhak untuk mengajukan klaim atas uang pertanggungan tersebut. Dana ini akan digunakan untuk menunjang kehidupan keluarga yang ditinggalkan oleh nasabah.

Jumlah uang pertanggungan bervariasi, mulai dari puluhan juta hingga miliaran Rupiah.

Apakah Uang Pertanggungan Cukup untuk Keluarga?

Ada kemungkinan uang santunan dari asuransi yang Anda pilih tidak cukup untuk membiayai kebutuhan keluarga dalam jangka panjang. Saat ini, uang sebesar Rp 100 juta mungkin terlihat besar, tetapi bagaimana dengan 20 atau 30 tahun mendatang? Inflasi bisa membuat nilai uang tersebut menyusut, sehingga mungkin hanya cukup untuk menutupi kebutuhan hidup selama satu tahun.

Saat menentukan jumlah uang pertanggungan, pastikan bahwa besaran yang dipilih sesuai dengan kebutuhan masa depan keluarga. Namun, perlu diingat juga bahwa semakin besar jumlah uang pertanggungan yang Anda inginkan, semakin besar pula premi yang harus Anda bayarkan.

Cara menentukan uang pertanggungan yang pas buat kita

Seperti yang dijelaskan di atas, uang pertanggungan jumlahnya harus ideal. Tidak berlebih dan tidak boleh terlalu sedikit.

Karena jika berlebih Anda akan kesulitan untuk menabung dan investasi, tapi jika kurang maka proteksi kita gak maksimal.

Cara mudahnya adalah dengan menggunakan perhitungan berdasarkan pengeluaran tahunan.

Dalam metode ini, Anda menghitung besarnya uang pertanggungan dengan memperhitungkan besarnya bunga atau return apabila uang pertanggungan yang akan diterima disimpan dalam produk investasi. Adapun rumusnya adalah:

Uang Pertanggungan = Pengeluaran setahun/Imbal investasi rendah risiko per tahun

Berikut simulasinya:

Pengeluaran tahunan Andre adalah Rp 120 juta, dan jika asumsi investasi rendah risiko (surat berharga negara) adalah 5%, maka segini besaran uang pertanggungan asuransi jiwa yang ideal untuk Andre.

UP= Rp 120 Juta/5% = Rp 2,4 miliar

Apabila Andre wafat dan keluarganya mengklaim uang pertanggungan yang sebesar Rp 2,4 miliar, uang tersebut bisa diinvestasikan kembali ke surat utang negara lain yang belum jatuh tempo.

Jika imbal hasil dari surat utang negara yang dipilih adalah adalah 6%, maka dalam setahun keluarga Andre bisa mendapatkan penghasilan pasif sebesar Rp 10,8 juta (sudah dipotong pajak final SBN 10%).

Dengan itu, beban finansial keluarga Andre pun bisa berkurang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*