Rusia dilaporkan berencana untuk mengembangkan konsol video game buatannya sendiri. Informasi ini diungkapkan oleh Wakil Ketua Komite Kebijakan Informasi Duma Negara Anton Gorelkin.
Menurut Gorelkin, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Rusia saat ini sedang mengembangkan konsol game domestik. Konsol ini akan memiliki prosesor Elbrus dan ditenagai oleh Aurora atau Alt Linux, keduanya merupakan fork Rusia dari sistem operasi Linux yang populer.
Menurut TechSpot, dikutip dari Engadget, Selasa (7/1/2025), prosesor Elbrus dikembangkan oleh Moscow Center of SPARC Technologies dan dirancang khusus untuk pertahanan, infrastruktur penting dan aplikasi lainnya.
Prosesor ini tidak sebanding dengan apa yang diproduksi oleh Intel, AMD, dan Arm saat ini, dan tentu saja tidak akan mencapai tingkat setara dengan PS5 atau Xbox.
Meskipun chipsetnya lebih lemah, Gorelkin menekankan bahwa konsol ini tidak dirancang untuk memainkan game-game lawas, tetapi akan memainkan produk video game dalam negeri. Ini berarti Rusia juga akan membutuhkan komunitas developer sendiri untuk merancang game-game ini.
Ada juga konsol lain yang disebut Fog Play yang sedang dikembangkan, tetapi ini lebih bisa disebut sebagai perangkat game cloud. Pengguna yang memiliki komputer canggih dapat menyewakannya kepada pemilik Fog Play, yang memainkan game di komputer ini melalui cloud.
Konsol potensial ini hanyalah salah satu aspek dari rencana kedaulatan teknologi Rusia yang lebih luas. Sejak invasinya ke Ukraina dan sanksi Barat mereka terima, Rusia telah berusaha mewujudkan kemandirian ini. Tapi isolasi digital membuat mereka kesulitan.
Penggunaan Astra Linux di komputer pemerintah, intelijen, militer, dan bahkan komputer pendidikan merupakan upaya lain Rusia untuk mengembangkan teknologinya sendiri. Untuk tujuan ini, Rusia juga mencoba mengganti pemindai file dan situs web VirusTotal (milik Google) dengan platform Multiscanner miliknya sendiri karena khawatir akan penyusupan pemerintah AS.
Terlepas dari kemajuan ini, Rusia masih sangat bergantung pada teknologi China. Smartphone merek China masih sangat populer di sana, dan elektronik serta teknologi Tiongkok lainnya terus masuk ke Rusia meskipun Negeri Tirai Bambu itu tidak lagi mengekspornya ke AS.
Rusia kemungkinan tidak dapat mencapai kemandirian teknologi yang sesungguhnya, baik di bidang video game maupun bidang-bidang penting lainnya, karena terlalu bergantung pada Tiongkok dan tidak memiliki kemampuan untuk memproduksi chip setingkat PS5 atau Xbox.
Dua konsol video game Rusia menjadi contoh yang baik dari tantangan yang dihadapi negara ini karena hubungannya yang buruk dengan banyak negara adidaya di dunia. Sama seperti prosesor Elbrus yang tidak akan benar-benar bersaing dengan konsol terbaik, Rusia kemungkinan akan terus berjuang untuk mendapatkan kedaulatan teknologi.