Gencatan senjata di Timur Tengah antara Israel dan Hizbullah tampak semakin terang dan jelas. Kabar ini memberikan dampak negatif ke harga mayoritas komoditas, sehingga mulai mengalami tren penurunan.
Sebagai informasi, muncul kabar yang menyebutkan Israel-Hizbullah sudah semakin dekat dengan kesepakatan gencatan senjata. Presiden AS, Joe Biden dan Presiden Prancis, Emmanuel Macron dijadwalkan mengumumkan gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel dalam waktu 36 jam.
Rencana yang dibocorkan oleh empat sumber senior Lebanon ini dianggap sebagai terobosan diplomatik penting setelah konflik panjang yang telah menelan ribuan korban jiwa.
Juru bicara keamanan nasional John Kirby menyatakan bahwa kesepakatan semakin dekat, meskipun masih ada beberapa langkah yang harus diambil.
“Kami sangat mendorong agar ini segera tercapai,” kata Kirby, dilansir Reuters, Selasa (26/11/2024).
Kantor kepresidenan Prancis juga mengonfirmasi kemajuan signifikan dalam negosiasi. Sementara itu, kabinet Israel akan mengadakan pertemuan pada Selasa untuk menyetujui kesepakatan tersebut.
“Pertemuan ini bertujuan untuk memberikan persetujuan pada teks perjanjian,” kata seorang pejabat senior Israel.
Kendati ada tanda-tanda gencatan senjata, namun Pasukan Israel terus menggempur Lebanon, menewaskan sedikitnya 31 orang dalam 24 jam.
Dikutip dari Aljazeera.com, genosida Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 44.235 orang Palestina dan melukai 104.638 sejak 7 Oktober 2023. Diperkirakan 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas dan lebih dari 200 orang diculik. Di Lebanon, sedikitnya 3.768 orang tewas dan 15.699 lainnya terluka akibat serangan Israel sejak perang di Gaza dimulai.
Gencatan Senjata
Gencatan senjata merupakan kesepakatan antara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu konflik untuk menghentikan pertempuran atau aksi militer sementara, biasanya dengan tujuan untuk mencapai perdamaian atau untuk memulai pembicaraan lebih lanjut. Gencatan senjata dapat bersifat sementara atau permanen, tergantung pada kesepakatan antara pihak-pihak yang terlibat.
Secara umum, gencatan senjata bertujuan untuk mengurangi kekerasan, memberikan waktu untuk bantuan kemanusiaan, dan menciptakan kondisi yang memungkinkan negosiasi damai lebih lanjut. Gencatan senjata tidak selalu berarti penghentian konflik secara permanen, tetapi lebih pada jeda atau penghentian sementara dalam pertempuran.
Dampak gencatan senjata dapat bervariasi tergantung pada konteks dan tujuan dari kesepakatan tersebut. Secara umum, beberapa dampak yang dapat timbul dari gencatan senjata, seperti:
1. Pengurangan Kekerasan dan Kehilangan Nyawa
2. Akses untuk Bantuan Kemanusiaan
3. Waktu untuk Negosiasi
4. Meningkatkan Kepercayaan
5. Stabilitas Sementara
Namun, gencatan senjata juga memiliki potensi dampak negatif, terutama jika tidak disertai dengan perundingan yang substansial atau jika salah satu pihak melanggar kesepakatan. Dalam beberapa kasus, gencatan senjata hanya dapat mengurangi permusuhan sementara tanpa menyelesaikan akar permasalahan yang mendasari konflik, yang bisa menyebabkan pecahnya pertempuran kembali setelah jangka waktu tertentu.
Gencatan Senjata Bikin Harga Komoditas Anjlok
Beberapa komoditas mengalami penurunan pasca sentimen gencatan senjata Israel- Hezbullah. Berikut ini tiga komoditas yang mengalami depresiasi pasca muncul sentimen gencatan senjata.
1. Emas
Mengutip dari data Refinitiv, harga emas ditutup di posisi US$ 2.625,26 per troy ons atau jeblok 3,21%. Harga ini merupakan yang terendah sejak 18 November lalu.
Pelemahan di atas 3% juga menjadi catatan buruk sang logam mulia. Dalam dua tahun terakhir, emas hanya tiga kali melemah di atas 3% yakni pada 6 November 2024 (3,07%), 7 Juni 2024 (3,49%), dan perdagangan kemarin.
Pelemahan kemarin juga memutus reli panjang emas yang berlangsung lima hari dengan penguatan hampir