Presiden Prabowo Subianto dan Raja Belanda Willem Alexander (foto: Biro Pers)
Presiden Prabowo Subianto dan Raja Belanda Willem-Alexander menyepakati pengembalian benda bersejarah Indonesia. Kesepakatan itu setelah pertemuan keduanya, termasuk Ratu Máxima di Istana Huis ten Bosch, Den Haag, Belanda, pada Jumat (26/9/ 2025).
Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya pun mengungkapkan, bahwa Presiden Prabowo berdiskusi mengenai berbagai isu penting, termasuk penguatan hubungan bilateral kedua negara di berbagai bidang strategis.
“Kemudian tadi baru saja Bapak Presiden diterima oleh Raja Willem, Raja Belanda dan Ratu Maxima. Raja adalah kepala negara pimpinan tertinggi di Belanda dan ini tentunya sangat baik untuk hubungan kedua negara,” ujar Seskab Teddy.
Teddy juga menjelaskan bahwa pertemuan Presiden Prabowo dengan Raja dan Ratu Belanda menghasilkan kesepakatan penting mengenai pengembalian 30 ribu benda dan artefak jawa bersejarah, serta fosil dan dokumen milik Indonesia.
“Dan intinya tadi juga disepakati bahwa Pemerintah Belanda akan mengembalikan sebesar, sebanyak 30 ribu fosil, artefak, dokumen-dokumen budaya-budaya milik Indonesia yang disimpan di sini dan nanti prosesnya akan segera, mungkin besok Menteri Kebudayaan akan menyelesaikan itu dan segera dikembalikan kepada Indonesia,” ujarnya.
Juri pun menegaskan bahwa pemerintah menampung beragam aspirasi mulai dari evaluasi hingga pemberhentian program secara sementara. “Tentu didengar ya beberapa aspirasi dari beberapa kalangan yang minta ada evaluasi total, ada pemberhentian sementara, ada juga sambil jalan kita perbaiki tapi tidak perlu menghentikan secara total,” kata Juri kepada awak media di Gedung Kemensetneg, Jalan Veteran, Jakarta, Rabu (24/9/2025).
Lebih lanjut, Juri memastikan semua usulan ini menjadi masukan bagi pemerintah. Namun, dia menyebut program MBG akan tetap berjalan di tengah banyaknya kasus yang terjadi. “Tentu ini akan menjadi masukan yang baik bagi pemerintah tapi sampai hari ini MBG akan tetap jalan,” ungkapnya.
Pemerintah, kata Juri, juga akan bekerja cepat mengatasi masalah yang terjadi terkait MBG. Dia ingin MBG benar-benar menjadi program yang dibutuhkan masyarakat. “Dan masalah-masalah yang terjadi segera akan diatasi, dievaluasi, dicari jalan keluar,” paparnya.
Lebih lanjut, Juri menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto juga sudah memberikan arahan kepada Badan Gizi Nasional (BGN). Menurut Juri, Presiden Prabowo meminta BGN memitigasi dan mengatasi masalah terkait MBG secara cepat, sehingga tidak terulang lagi.
Kapolsek Penjaringan, Kompol Agus Ady Wijaya, mengatakan kedua orang tua korban telah berpisah sejak empat bulan lalu. AR diketahui tinggal di indekos tersebut bersama ibunya, MKR (35).
“Kedua orang tuanya sudah berpisah sejak empat bulan lalu. Jadi di kosan itu hanya tinggal ibu dan anak,” kata Agus Ady kepada wartawan, Senin (22/9/2025).
Menurut Agus, sang ayah mengaku rindu dengan anaknya. Ia berusaha menghubungi, namun tidak mendapat respons. Ayah korban kemudian mendatangi lokasi dan mendapati putrinya sudah meninggal.
“Awalnya bapaknya kangen ingin bertemu anaknya, dihubungi tapi tidak ada respons. Akhirnya datang ke lokasi, lalu bersama warga mengetahui ada mayat dan melapor ke kamtib serta bhabinkamtibmas,” ujarnya.
Tim pengabdian masyarakat Politeknik Negeri Lampung (Polinela) saat memanfaatkan maggot Black Soldier Fly (BSF) untuk pengelolaan feses ayam broiler. ANTARA/HO-Tim Polinela
“Pengolahan feses ayam broiler melalui budi daya maggot BSF bukan hanya solusi teknis terhadap persoalan limbah, tetapi juga menjadi pintu masuk menuju sistem peternakan berkelanjutan,” ujar Ketua Pelaksana Tim, Melia Afnida Santi dalam pernyataan di Bandarlampung, Kamis.
Ia mengatakan ide ini muncul mengingat limbah peternakan, khususnya feses ayam broiler, masih menjadi permasalahan serius di berbagai sentra produksi unggas, karena berisiko mencemari tanah dan air, serta menyumbang emisi gas rumah kaca.
Oleh karena itu, tim pengabdian dari Program Studi Teknologi Pakan Ternak, Jurusan Peternakan Polinela, berupaya untuk mengatasi persoalan tersebut melalui maggot BSF yang dapat mengurangi volume limbah organik hingga 50-60 persen serta menghasilkan protein alternatif dan pupuk organik padat.
Tim juga bekerja sama dengan peternak ayam broiler Karya Mandiri Farm di Lampung Selatan yang selama ini belum memiliki sistem pengolahan limbah feses yang efisien dan ramah lingkungan.
“Program ini bertujuan menerapkan teknologi biokonversi limbah organik menggunakan larva hermetia illucens atau yang dikenal dengan maggot BSF. Maggot BSF terbukti mampu mendegradasi limbah organik, termasuk feses ayam, sekaligus menghasilkan biomassa bernilai ekonomis tinggi,” ujar Melia.
Melalui kegiatan pengabdian ini, tim akan membentuk Model Usaha Peternakan-Maggot Terintegrasi, yang mencakup Standar Operasional Prosedur (SOP), Business Model Canvas (BMC), dan alur kerja integratif antara kandang ayam dan unit budi daya maggot.
“Produk turunan yang direncanakan dari kegiatan ini adalah maggot kering dan pupuk kasgot dikemas dalam bentuk berlabel, lengkap dengan desain merek dan konten promosi digital,” ujarnya.
Menurut dia, branding tersebut penting untuk meningkatkan nilai jual dan daya saing produk di pasaran, sehingga nantinya berdampak langsung pada peningkatan kapasitas mitra, khususnya dalam aspek manajemen usaha.
Selain itu, lanjut dia, mitra juga akan dibekali pengetahuan tentang perencanaan usaha sirkular dengan kemampuan penyusunan tentang rencana pengembangan bisnis yang berkelanjutan.
“Pendekatan ini sejalan dengan tujuan SDGs, khususnya tentang konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, serta penanganan perubahan iklim. Program ini juga turut menyokong target Net Zero Emission Nasional melalui kontribusi dalam penurunan emisi dari limbah organik,” ujarnya.
Melia memastikan kegiatan ini menunjukkan bahwa inovasi sederhana, jika didukung oleh pendekatan kolaboratif dan berbasis ilmu pengetahuan, mampu menggerakkan perubahan nyata di tingkat komunitas (peternak).
Ke depannya, model kegiatan ini diharapkan dapat direplikasi di wilayah lain dengan karakteristik serupa, sekaligus terus dikembangkan untuk menciptakan ekosistem peternakan yang bersih, efisien, dan bernilai ekonomi tinggi.
“Inovasi ini adalah bukti bahwa langkah kecil yang dilakukan secara konsisten dan ilmiah bisa menjadi kontribusi besar dalam pencapaian pembangunan berkelanjutan,” ujarnya.
Menurut rencana, tim yang juga beranggotakan Dr Ir Heni Suryani, drh Hani Haya Nazaha, Vindo Rossy Pertiwi dan Muhammad Rayza Aldito akan melaksanakan kegiatan pelatihan teknis ini hingga Desember 2025.
“Kami tahu tidak ada kata atau bantuan yang bisa menggantikan kehadirannya, namun kami berharap dapat sedikit meringankan beban keluarga yang ditinggalkan,” kata Founder & CEO Hypefast Achmad Alkatiri dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis.
Achmad membeberkan bantuan kebutuhan sandang selama satu tahun penuh berasal dari berbagai merek lokal, yang berada di bawah naungan perusahaannya, yang meliputi pakaian sampai dengan produk perawatan pribadi. Bantuan diberikan langsung oleh Head of People Hypefast Erin Dwi Rejeki pada kedua orang tua almarhum.
Penyaluran bantuan ini merupakan bentuk penghormatan terhadap jasa Affan sebagai ojek online, yang telah menjadi bagian penting dari bisnis industri merek lokal di Indonesia.
Ia juga menekankan bahwa penyaluran bantuan ini bukan hanya bentuk kepedulian, melainkan juga pengingat bahwa dibalik setiap paket yang dikirimkan, setiap klik di platform, hingga setiap pencapaian bisnis, ada manusia yang berperan. Kehilangan salah satunya merupakan kehilangan bagi seluruh lini.
“Melalui langkah kecil ini, kami ingin menyampaikan rasa terima kasih, penghormatan, sekaligus kepedulian kepada Affan dan seluruh mitra pengemudi yang menjadi bagian penting dalam perjalanan jenama lokal,” kata dia.
Head of People Hypefast Erin Dwi Rejeki mengatakan bahwa kepergian Affan meninggalkan duka mendalam bagi perusahaan.
“Kehilangan Affan seperti kehilangan salah satu hero yang telah membantu usaha kami. Kami berharap bantuan ini bisa bermanfaat bagi keluarga yang ditinggalkan, sekaligus menjadi pengingat bagi kita semua akan peran penting para mitra pengemudi dalam rantai bisnis brand lokal,” ujarnya.
Ayah dari Almarhum Affan Kurniawan, Zulkifli, menyampaikan berterima kasih atas bantuan tersebut dan menyebut bahwa baik doa maupun bantuan yang diberikan sangat berarti bagi keluarga.
“Kami sekeluarga sangat berterima kasih atas kepeduliannya. Bantuan ini maupun doa dari teman-teman sangat berarti bagi kami,” kata Zulkifli.
Adapun merek lokal yang ikut berkontribusi pada penyaluran bantuan itu yakni Nona Rara Batik, Nona Agni, Bohopanna, Koze, Nyonya Piyama, Nyonya Nursingwear, dan Cessa.
Ketua Tim Kerja Perencanaan Strategis dan Lintas Sektor KKP Ade Wiguna, dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis, mengatakan ekosistem karbon biru, seperti hutan bakau (magrove) dan padang lamun (seagrass) di perairan Indonesia unggul dalam menyerap dan menyimpan karbon dioksida (CO2). Ketahanan penyimpanannya bisa berabad-abad hingga ribuan tahun di sedimen.
“Ekosistem karbon biru ini menyimpan dua sampai lima kali lebih besar daripada ekosistem hutan daratan,” katanya.
Karbon biru adalah istilah untuk karbon yang diserap dan disimpan oleh ekosistem pesisir dan laut. Ekosistem ini memiliki kemampuan menyerap karbon dioksida dari atmosfer. CO2 diserap oleh organisme laut dan disimpan dalam jangka panjang, baik di dalam biomassa maupun sedimen.
Pengelolaan karbon biru merupakan bagian dari kebijakan memperluas kawasan konservasi laut dan pengawasan dan pengendalian wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dalam Rencana Strategis (Renstra) KKP 2025-2029.
Secara kuantitas, Ade menyebut potensi karbon biru Indonesia sangat masif. Hutan mangrove seluas 3,4 juta hektare diperkirakan menyimpan cadangan karbon sebesar 887 juta ton.
Sedangkan padang lamun seluas 1,8 juta hektare menyimpan estimasi 190 juta ton karbon.
Namun, Ade mengatakan pemanfaatan potensi ini terbentur oleh berbagai isu strategis. Sejak 1980 hingga 2000, sekitar 52.000 hektare mangrove hilang per tahun, sebagian besar akibat alih fungsi menjadi tambak.
Degradasi juga mengancam padang lamun, dengan 10 persen dari total luasnya diperkirakan telah hilang dalam 10 tahun terakhir.
Selain itu, limbah industri, polusi plastik, dan aktivitas pertambangan juga disebutnya telah merusak ekosistem pesisir.
Menurutnya, masih rendahnya kesadaran masyarakat, konflik kepentingan pemanfaatan ruang, serta keterbatasan data dan pendanaan juga menjadi tantangan serius.
Untuk mengatasi hambatan-hambatan itu, Ade menyatakan pemerintah akan menerapkan pendekatan holistik, integratif, dan spasial dalam Rencana Strategis (Renstra) 2025-2029.
Strategi ini mencakup perlindungan, rehabilitasi, serta pemanfaatan dan monetisasi kredit karbon.
Program prioritasnya meliputi pemetaan kawasan dan pengelolaan karbon biru, penyelenggaraan nilai ekonomi karbon, rehabilitasi kawasan karbon biru, penguatan data melalui ocean accounting dan ocean big data, pembangunan ocean monitoring system, dan pendanaan inovatif.
Selain itu, pemerintah akan fokus pada peningkatan kesadaran dan kapasitas masyarakat pesisir untuk menjaga ekosistem.
Semua langkah ini bertujuan untuk memastikan potensi karbon biru Indonesia dapat dikelola secara optimal demi keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
Saat ini dapur sehat yang dikelola Yayasan Kemala Bhayangkari melayani 15 sekolah dengan jumlah pelajar sebanyak 3.518 orang.
Irwasda Polda Papua Kombes Jermias Rontini di Jayapura, Kamis, mengatakan Yayasan Kemala Bhayangkari Polda Papua melalui dapur sehat Badan Gizi Nasional (BGN) yang berlokasi di Dok V Atas itu telah melakukan uji coba dengan melayani 15 sekolah di Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura.
Sekolah yang dilayani itu mulai dari tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga SLTA sederajat.
“Walaupun dapur sehat yang dikelola Yayasan Kemala Bhayangkari Polda Papua itu masih tahap uji coba namun pihaknya menggandeng RS Bhayangkara dan Dokkes Polda Papua untuk memastikan makanan yang diberikan aman untuk dikonsumsi,” kata Kombes Rontini.
Dia menambahkan untuk bahan baku sebagian besar merupakan produk lokal yang dibeli dari para pedagang yang berjualan di pasar.
Sayur mayur, telur, daging dan ikan merupakan produk lokal sehingga diharapkan aman untuk dikonsumsi.
“Kami akan terus menjaga makanan yang diolah dan didistribusikan dapur sehat Yayasan Kemala Bhayangkari Polda Papua,” kata Kombes Jermias Rontini.
Hal tersebut menjadi salah satu poin yang paling diperhatikan Presiden saat kunjungan perdananya mengecek pelaksanaan Sekolah Rakyat di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 10 Margaguna, Jakarta, Kamis.
“Tadi cukup jelas ya, selama beliau berkeliling di sini minta kebersihan benar-benar dijaga, mulai dari toilet, tempat asrama dan tempat belajar. Itu semua kebersihan harus terjaga,” kata Saifullah, selepas mendampingi Presiden di Sekolah Rakyat yang berada dalam kompleks Pusdiklatbangprof Kementerian Sosial itu.
Menteri yang akrab disapa Gus Ipul itu memastikan bahwa kebersihan di seluruh fasilitas gedung Sekolah Rakyat dijaga dengan baik.
Bahkan, ia menyebut bahwa para siswa diajak terlibat aktif oleh wali asuh dan wali asrama masing-masing, karena kebersihan akan menunjang kelancaran, kenyamanan mereka selama mengikuti proses belajar-mengajar sebagaimana yang diharapkan presiden.
Asupan gizi juga menjadi perhatian dari Kementerian Sosial sebagai pelaksana teknis sekolah rakyat tahap pertama ini, dengan memastikan para siswa Sekolah Rakyat juga sudah mendapatkan makanan bergizi gratis dengan porsi dan menu yang diperhitungkan sesuai kebutuhan harian.
“Gizinya juga terus diperhatikan. Makanya Presiden tadi ke ruang makan untuk melihat menu hari ini. Beliau tanya juga tiap harinya seperti apa. Tanggapan beliau positif pelaksanaannya sudah baik dan dievaluasi terus,” kata dia menjelaskan.
Program Sekolah Rakyat sebagai upaya pemerintah memberi akses pendidikan lebih luas bagi anak-anak dari keluarga dengan tingkat kesejahteraan terendah (desil 1-2) pada data tunggal sosial ekonomi nasional (DTSEN).
Program Sekolah Rakyat ini juga menjadi miniatur pengentasan kemiskinan terpadu, karena memadukan beragam program prioritas, seperti Cek Kesehatan Gratis (CKG), Makan Bergizi Gratis (MBG), jaminan kesehatan, Koperasi Desa Merah Putih, dan program 3 juta rumah.
Hingga saat ini terdapat 100 Sekolah Rakyat tahap pertama tingkat SD, SMP, SMA/sederajat yang beroperasi di berbagai daerah. Salah satunya adalah SRMA 10 Jakarta yang menampung sekitar 100 siswa dengan rincian 56 laki-laki dan 44 orang perempuan.
Kementerian Sosial sebagai pelaksana teknis menargetkan pada tahun ajaran 2025/2026, akan ada sebanyak 165 Sekolah Rakyat jenjang SD, SMP dan SMA/sederajat yang beroperasi, sehingga total kapasitas 15.895 siswa, didukung 2.407 guru dan 4.442 tenaga kependidikan.
Pemasangan instalasi biogas dari limbah kotoran sapi di Kabupaten Pamekasan hasil kerja sama antara Pemkab Pamekasan dengan UTM dan PT Biru Karbon Nusantara. (ANTARA/ HO-Pemkab Pamekasan)
Ketua Tim Kerja Perencanaan Strategis dan Lintas Sektor KKP Ade Wiguna, dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis, mengatakan ekosistem karbon biru, seperti hutan bakau (magrove) dan padang lamun (seagrass) di perairan Indonesia unggul dalam menyerap dan menyimpan karbon dioksida (CO2). Ketahanan penyimpanannya bisa berabad-abad hingga ribuan tahun di sedimen.
“Ekosistem karbon biru ini menyimpan dua sampai lima kali lebih besar daripada ekosistem hutan daratan,” katanya.
Karbon biru adalah istilah untuk karbon yang diserap dan disimpan oleh ekosistem pesisir dan laut. Ekosistem ini memiliki kemampuan menyerap karbon dioksida dari atmosfer. CO2 diserap oleh organisme laut dan disimpan dalam jangka panjang, baik di dalam biomassa maupun sedimen.
Pengelolaan karbon biru merupakan bagian dari kebijakan memperluas kawasan konservasi laut dan pengawasan dan pengendalian wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dalam Rencana Strategis (Renstra) KKP 2025-2029.
Secara kuantitas, Ade menyebut potensi karbon biru Indonesia sangat masif. Hutan mangrove seluas 3,4 juta hektare diperkirakan menyimpan cadangan karbon sebesar 887 juta ton.
Sedangkan padang lamun seluas 1,8 juta hektare menyimpan estimasi 190 juta ton karbon.
Namun, Ade mengatakan pemanfaatan potensi ini terbentur oleh berbagai isu strategis. Sejak 1980 hingga 2000, sekitar 52.000 hektare mangrove hilang per tahun, sebagian besar akibat alih fungsi menjadi tambak.
Degradasi juga mengancam padang lamun, dengan 10 persen dari total luasnya diperkirakan telah hilang dalam 10 tahun terakhir.
Selain itu, limbah industri, polusi plastik, dan aktivitas pertambangan juga disebutnya telah merusak ekosistem pesisir.
Menurutnya, masih rendahnya kesadaran masyarakat, konflik kepentingan pemanfaatan ruang, serta keterbatasan data dan pendanaan juga menjadi tantangan serius.
Untuk mengatasi hambatan-hambatan itu, Ade menyatakan pemerintah akan menerapkan pendekatan holistik, integratif, dan spasial dalam Rencana Strategis (Renstra) 2025-2029.
Strategi ini mencakup perlindungan, rehabilitasi, serta pemanfaatan dan monetisasi kredit karbon.
Program prioritasnya meliputi pemetaan kawasan dan pengelolaan karbon biru, penyelenggaraan nilai ekonomi karbon, rehabilitasi kawasan karbon biru, penguatan data melalui ocean accounting dan ocean big data, pembangunan ocean monitoring system, dan pendanaan inovatif.
Selain itu, pemerintah akan fokus pada peningkatan kesadaran dan kapasitas masyarakat pesisir untuk menjaga ekosistem.
Semua langkah ini bertujuan untuk memastikan potensi karbon biru Indonesia dapat dikelola secara optimal demi keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
Saat ini dapur sehat yang dikelola Yayasan Kemala Bhayangkari melayani 15 sekolah dengan jumlah pelajar sebanyak 3.518 orang.
Irwasda Polda Papua Kombes Jermias Rontini di Jayapura, Kamis, mengatakan Yayasan Kemala Bhayangkari Polda Papua melalui dapur sehat Badan Gizi Nasional (BGN) yang berlokasi di Dok V Atas itu telah melakukan uji coba dengan melayani 15 sekolah di Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura.
Sekolah yang dilayani itu mulai dari tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga SLTA sederajat.
“Walaupun dapur sehat yang dikelola Yayasan Kemala Bhayangkari Polda Papua itu masih tahap uji coba namun pihaknya menggandeng RS Bhayangkara dan Dokkes Polda Papua untuk memastikan makanan yang diberikan aman untuk dikonsumsi,” kata Kombes Rontini.
Dia menambahkan untuk bahan baku sebagian besar merupakan produk lokal yang dibeli dari para pedagang yang berjualan di pasar.
Sayur mayur, telur, daging dan ikan merupakan produk lokal sehingga diharapkan aman untuk dikonsumsi.
“Kami akan terus menjaga makanan yang diolah dan didistribusikan dapur sehat Yayasan Kemala Bhayangkari Polda Papua,” kata Kombes Jermias Rontini.